Senin, 29 September 2014

Resesnsi Be My Sweet Darling


IDENTITAS BUKU
• JUDUL BUKU : BE MY SWEET DARLING
• PENULIS : QUEEN SORAYA
• PENERBIT : PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
JAKARTA
• CETAKAN : TAHUN 2009
• TEBAL : 232 HALAMAN
Ukuran: 13.5 x 20 cm
ISBN: 978-979-22-4589-9
No Produk: 31201090018


RINGKASAN BUKU
Marsha memiliki 2 sahabat dekat bernama Raya dan Tata. Sekilas membahas, Marsha dan Tata sekelas dan mereka juga sama – sama masuk di jurusan IPA, sedangkan Tata beda kelas dia masuk jurusan IPS, namun biar begitu hubungan persahabatan mereka sangat dekat. Marsha mempunyai pacar bernama Ega, Cowok tinggi, berambut cepak, wajah tak diragukan lagi ketampanannya. Ega, kakak kelas Marsha di SMA, sejak SMA mereka berpacaran. namun disaat Ega lulus, Ega harus memutuskan untuk berkuliah di Den Haag, Belanda. Bisa dikatakan mereka pacaran jarak jauh. Marsha selalu percaya pada Ega, walaupun banyak sekali gossip miring tentang Ega yang selingkuh sana – sini. Sampai suatu ketika Marsha melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Ega sedang berdua-duaan bahkan bermesra-mesraan di sebuah Café, Green House Café, bersama seseorang yang sangat tidak asing bagi Marsha, yaitu Raya. Raya sahabat Marsha sendiri. Bingung, sakit hati, marah, benci, berkecamuk dalam hati Marsha terhadap mereka berdua. Sejak kapan Ega kembali ke Jakarta? Kenapa dia malah menemui Raya? Kenapa mereka harus bermesra-mesraan seperti itu? Ada apa ini? Dari situlah hubungan Marsha dan Ega hancur, putus. Dan sejak itu pula Raya bukan lagi diakui sebagai sahabatnya melainkan seorang PENGKHIANAT.
Disaat perasaan hatinya sedang kacau, hanya Tata lah sahabat Marsha yang dijadikan sahabat curhatnya, Tata sempat tidak mempercayai apa yg dikatakan Marsha tentang hubungan Raya dengan Ega. Tata pun ikut menjauhi Raya. Disaat itu juga hadir sosok cowok idola di SMA nya, siswa baru pindahan, Ega kalah jauh darinya, namanaya Bima. Namun karena patah hati dengan Ega, Marsha pun jadi benci sama semua cowok, tak terkecuali Bima. Tak urung mereka berantem, saling emosi kalau ketemu, tak pernah ada yang mau kalah. Marsha yang benci dan muak banget sama yang namanya cowok, dan Bima yang tidak terima selalu dicaci maki oleh Marsha dan selalu dipanggil dengan julukan “idiot” oleh Marsha setiap mereka bertemu.
Mama Marsha butuh uang, semenjak papa Marha meninggal dunia, keuangan keluarga Marsha tidak seperti dulu lagi. Akhirnya Mama marsha berniat membuat lantai atas rumahnya sebagai tempat kosan. Dengan berat hati kamar Marsha dipindah di lantai bawah.
Ada anak kos baru dirumah Marsha. Hmm…semoga dia bisa membawa kebaikan dirumah Marsha. Yang paling penting sih, uang kosnya bisa digunain Mama buat bayar utang ke Ibu Rosa, temen kerja Mama Marsha, dan juga untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka. Sebelumnya mama dan Marsha sudah membuat perjanjian bahwa dikosan rumah mereka ini mereka memberikan service makan gratis, service mencuci dan menyetrika pakaian gratis, sewaktu Mama Marsha pergi, Marsha lah yang harus memberikan service tersebut.
Namun begitu kagetnya ketika Marsha tau siapa ternyata yang jadi anak kos di rumahnya itu. BIMA (cowok yang diberi julukan “idiot oleh Marsha). APA???? COWOK BRENGSEK ITU!!!! DAN SESUAI PERJANJIAN KONTRAK, MARSHA MESTI NYUCIIN BAJU SI IDIOT ITU???!!!! OH MY GOD..
 
Tapi karena mereka sering bersama, walau selalu bertengkar, perasaan itu datang dihati mereka tanpa bisa dicegah lagi.. Ya, Marsha diam-diam menyukai Bima tapi dia jaim karna takut ditertawakan Bima nantinya. Padahal begitu sebaliknya Bima, diam-diam dia pun mengagumi Marsha. Suatu ketika Bima dijemput orang tuanya untuk pindah ke Surabaya untuk meneruskan sekolah disana. Semenjak Bima pergi, hati Marsha sakit, dia belum mengungkapkan apa yang sebenarnya dia rasakan, Bima terlanjur pergi, ya.. dia terlambat.
Setahun kemudian,
 
Marsha ditelpon mamanya untuk cepat2 pulang dan disuruh cepat-cepat ke halte bus tidak jauh dari rumahnya untuk menjemput seseorang yang mau ngekos dirumahnya lagi. Anak kos baru, dalam hati Marsha semoga dengan ini dia bisa melupakan perasaannya terhadap Bima. Ketika sampai di halte, hanya ada satu orang disana sedang duduk disana. Ketika marsha menyapa orang tersebut, alangkah kagetnya Marsha, ternyata BIMA. Dia hadir lagi dan dialah orang yang ingin ngekos kembali dirumah Marsha. Di situ juga mereka saling mengungkapkan perasaan mereka masing-masing. Dan Marsha sudah sangat melupakan Ega, dan semua ini berkat Bima.

KELEBIHAN BUKU
Sangat menarik, menggunakan bahasa dan kata – kata yang dipakai sehari-hari jadi mudah dimengerti dan dibaca, remaja banget, lucu, suasana dan bahasa dibuat sederhana tapi tidak menutupi suasana yang membuat pembaca tertarik untuk membacanya .

MANFAAT YANG DIPEROLEH PEMBACA
Dapat dijadikan pelajaran bahwa tidak semua cowok itu Brengsek. Dan hidup bisa dijadikan pengalaman. Jika kita sedang patah hati sebenarnya Tuhan telah menunjukkan kepada kita jika ada sosok yang jauh lebih baik lagi. Tidak boleh jadi sosok yang lemah yang mudah benci dengan orang lain hanya Karena seseorang

Selasa, 11 Februari 2014

Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin

            Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua umat manusia tanpa membedakan status sosialnya. Jika seseorang sakit, dia tidak akan mampu melaksanakan berbagai tugas dan kewajibannya. Hal tersebut akan berdampak bagi kelangsungan hidupnya dan keluarganya. Oleh karena itu, semua orang berlomba-lomba menjaga kesehatan mereka. Tapi sayang sekali, penyakit sering tiba-tiba datang dalam kehidupan manusia. Bagi orang yang mampu, mereka dapat dengan mudah memperoleh perawatan atau pengobatan dengan biaya mereka sendiri. Tetapi, bagaimana dengan nasib warga miskin? Bagi mereka kesehatan adalah hal yang sangat mahal. Apabila mereka terkena penyakit, hal tersebut merupakan hal yang sangat menakutkan. Mereka akan sangat sulit untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakit tersebut karena buruknya pelayanan kesehatan di negara kita terutama bagi golongan seperti mereka.
Wacana ‘Orang miskin dilarang sakit’ di indonesia sudah sejak dulu akrab di telinga kita. Mahalnya biaya Rumah Sakit dan obat membuat rakyat miskin di negara ini tidak mampu berobat ke Rumah Sakit. Kesehatan kini sudah menjadi ladang bagi para kapitalis untuk mencari keuntungan tanpa memikirkan rakyat yang tidak mampu. Masih banyak orang miskin yang tidak pernah mendapat perawatan kesehatan di Rumah Sakit. Padahal, negara berkewajiban untuk menjamin keselamatan rakyatnya. Banyak orang miskin tidak tertampung ketika terjadi komersialisasi kesehatan seperti saat ini. Negara punya tanggung jawab melindungi, apalagi ada skema kesehatan yang sedang gencar-gencarnya untuk memberikan jaminan kesehatan.
          Bagi warga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan adalah hal yang sangat sulit. Mereka harus memenuhi berbagai macam syarat yang ditentukan oleh pihak  rumah sakit. Syarat-syarat tersebut menjadi alat untuk mempersulit pasien dari warga miskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pihak rumah sakit terlalu mementingkan syarat daripada pelayanan yang diberikan.
          Pasien kalangan kurang mampu seringkali mendapat perlakuan yang berbeda dari pihak rumah sakit. Mereka dijadikan pasien kelas dua. Pihak rumah sakit lebih mendahulukan pasien yang memiliki uang daripada pasien yang menggunakan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Walaupun mereka dalam keadaan sekarat, mereka harus rela menunggu setelah pasien yang mimiliki uang tersebut. Diskriminasi dalam hal pelayanan inilah yang membuat masyarakat kecewa dengan kinerja pemerintah khususnya di bidang kesehatan. 
          Upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga miskin melalui Jamkesmas masih belum dapat terealisasi dengan baik. Banyak pasien pengguna Jamkesmas masih saja dipersulit dengan urusan administrasi. Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus dalam menangani masalah ini. Hal ini karena kesehatan merupakan hak dasar setiap warga negara. Negara wajib memberikan jaminan kesehatan kepada warganya, termasuk warga miskin.
          Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin masih belum dapat dirasakan. Masyarakat golongan miskin seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang layak. Mereka harus dihadapkan dengan berbagai syarat yang mempersulit. Ditambah lagi dengan sikap diskriminasi yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Dalam hal ini, pemerintah perlu meninjau kembali kinerja rumah sakit khususnya dalam pelayanan terhadap warga kurang mampu.