KERIS
Suatu malam
disebuah rumah kecil yang berada di wilayah kerajaan Majamanis, hiduplah
sepasang suami istri yang hidup serba kekurangan. Sang suami baru saja
ditinggal pergi oleh ayahnya, dan dia diberi wasiat untuk menjaga keris pusaka
peninggalan ayahnya. Namun berbeda pendapat dengan sang istri, karena sudah
lama sekali mereka hidup kekurangan, maka istri pun memiliki niat untuk menjual
keris tersebut kepada kolektor.
Istri : Pak, lebih baik jual saja keris itu. Saya yakin itu
harganya sangat mahal.
Suami : Tapi Bu, ini peninggalan dari Ayah saya. Saya tidak
setuju dengan pendapatmu
Istri : Bapak ini gimana toh, kita makan saja susah kok
mau ngerawat keris.
Suami : Lho, kan keris ndak minta makan to Bu. Apa salahnya
kita menjaga amanat Ayah saya.
Istri : Ya sudahlah terserah Bapak saja!(bernada kesal)
Suami : Bu, apapun yang terjadi tolong jaga keris itu. Saya
tidak mau mengecewakan Alm. Ayah saya.
Istri : Yasudalah kalau itu mau
bapak.
Suami : Yasudah bapak mau pergi istirahat dulu, karena Bapak
akan menempuh perjalanan jauh ke luar
kota. Masih banyak urusan yang saya harus selesaikan.
Setelah
sang suami pamit untuk pergi bekerja, sang istri pun langsung mendatangi rumah
seorang kolektor benda kuno. Sang istri
mengajak kolektor kerumahnya untuk menunjukkan keris tersebut dan jika benarn
hargnya mahal, maka keris itu akan dijual kepada kolektor tersebut.
Istri : Selamat datang. Selamat datang di gubug sederhana
kami Nyonya. Silahkan duduk!
Kolektor : Terimakasih.
Istri : Ini nyonya kerisnya yang saya ceritakan tadi malam
kepada nyonya. Nyonya sebagai kolektor berani bayar berapa?
Kolektor : Wah, ini benda langka. Saya berani bayar mahal keris ini.
Istri : Yasudah nyonya bayar langsung saja, mumpung suami saya tidak ada
Kolektor : Lha memangnya kenapa kalau ada suami ibu?
Istri : A, anu Nyonya sebenarnya keris ini milik keluarga
saya, milik suami saya. Tapi dengan keadaan kami yang seperti ini mana mungkin
kami merawat keris spesial itu dengan selayaknya. Mending saya jual saja kepada
Nyonya.
Kolektor : Oh begitu ceritanya. Oke baik. Yang penting saya cuma membelinya dari Ibu.
Kira-kira cukup tidak uang segini(mengambil uang dari kantong)
Istri : Iya Nyonya cukup, lebih dari cukup.
Ketika
sang kolektor akan membayar keris tersebut, tiba-tiba sang suami datang dan
kaget melihat sang istri yang akan menjual keris pusaka miliknya.
Suami : Apa yang kau lakukan Bu?(bernada marah)
Istri : A anu pak, ini ada kolektor yang mau beli keris
milik bapak. Dia berani beli dengan harga mahal lho Pak. Iya kan Nyonya?
Suami : Saya kan sudah bilang Bu. Sampai kapanpun saya tidak
akan menjual keris itu kepada siapapun. Bahkan dengan harga mahal sekalipun.
Karena itu warisan dari Ayah saya.
Istri : Kamu ini gimana to Pak? Sudah bayar langsung saja
Nyonya.
Suami : Pokoknya saya tidak terima kalau ibu mau menjual
keris saya.
Kolektor :Tunggu pak sabar, jangan emosi. Keris ini butuh perawatan
yang khusus, dan saya jamin di tangan saya keris ini akan aman, Pak. Selain
uang saya akan member imbalan 2 kantong emas kepada bapak.
Suami : Maaf Nyonya, dengan segala hormat, saya tidak akan
menjual keris ini. Sekarang silahkan Nyonya pergi dari rumah saya. Sekali lagi
saya minta maaf.
Kabar
tentang keris pusaka itu sudah meluas sampai di kerajaan Majamanis. Dan Baginda
Ratu pun ingin memiliki keris tersebut. Dia memerintahkan prajuritnya untuk
memanggil sepasang suami istri yang memiliki keris itu.
Ratu : Aku sebagai pemimpin kerajaan Majamanis sudah
mendengar bahwa warga kita telah memiliki
benda pusaka yang sangat berharga dan sangat tersohor kesaktiannya, dan
aku pun sebagai ratu di kerajaan Majamanis juga tertarik untuk memilikinya.
Dan kau prajurit!!
Prajurit : Iya baginda Ratu.
Ratu : Aku beri tugas engkau membawa pemilik keris itu
datang ke kerajaan,
Prajurit : Siap laksanakan Baginda Ratu.
Ratu : Inilah saat-saat yang aku tunggu memiliki benda
pusaka yang saya idamkan.
setelah
prajurit memanggil pasangan suami istri tersebut, mereka menuju ke kerajaan
Majamanis untuk menghadap baginda Ratu
Istri : Hormat saya baginda Ratu. Maksud kedatangan kami
kemari untuk memenuhi panggilan baginda Ratu tentang benda pusaka milik suami
saya.
Ratu : Saya sudah tahu. kamu pasti ingin meminta imbalan bukan? Lalu apa yang
kalian inginkan?
Istri : Selama ini hidup saya susah Baginda, saya ingin
jadi kaya.
Ratu : Itu mudah, asal kalian serahkan keris itu kapada
saya. Maka aku akan mengabulkan permintaan kalian.
Istri :Ini kerisnya baginda ratu.
Ratu :Haha sebagai imbalannya, saya
beri kamu 2 kantong emas dan sejumlah uang. Cukup?
Istri : Iya baginda ratu, cukup
Sang istri pulang.
Baginda ratu mengamati setiap detail pada keris yg baru saja ia beli.
Ratu :Prajurit..
Prajurit :Hormat baginda ratu
Ratu :Gimana cara menggunakan
kesaktian keris ini ?
Prajurit :Maaf baginda ratu, saya tidak tahu
Hening sejenak..
Prajurit :Gimana kalo kita kerumah sang
penjual keris ini saja ?
Ratu :Oke, antarkan aku ke rumah
orang itu
Prajuri & ratu
pergi ke rumah sang penjual keris.
Prajurit :Hei ada orang di dalam. Kami dari
kerajaan Majamanis !!
Istri :I i iya sebentar
Membukakan pintu,
kaget. Sedangkan sang suami mengikuti sang istri di belakangnya
Ratu :Maksud kedatanganku kesini
untuk membuktikan kesaktian keris ini
Istri :Silahkan masuk. Silahkan duduk
baginda ratu
Berbisik kepada
sang suami
Istri :Aduh gimana ini, pak
Suami :Mana aku tahu, bu. Mending kita
jawab yg sebenarnya saja
Istri :Kamu saja yg menjelaskan, Pak.
Suami :E anu baginda ratu. Keris itu,
sebenarnya keris itu keris biasa. Keris keris yang biasa digunakan untuk hiasan
dirumah-rumah
Ratu ;Apa maksudmu?
Suami :E e keris itu tidak punya
kesaktian sama sekali
Ratu :Kalian mencoba menipuku !!
Kembalikan semua harta yg telah aku berikan, cepat!
Istri :B b baik, baginda.
Ratu :Sebagai hukumannya kalian harus
pergi dari wilayah Maja manis ini !